Jumat, 26 Desember 2014

Apa sih yang kamu tau tentang cinta?



Makna Cinta Masih Relatif

Tentang makna cinta mungkin sudah banyak yang menjelaskannya, meski penjelasan itu belum mampu memaknai cinta yang dikendaki oleh orang-orang. Sebab, cinta itu bersifat relatif; tergantung orang yang merasakannya. Orang yang merasakannya tergantung pada sikapnya. Orang yang menyikapinya tergantung pada kemampuan logikanya.

Oleh sebab itu, makna cinta itu diartikan sesuai apa yang dirasakan oleh orang-orang. Jika mereka merasakan cinta itu membuat mereka bahagia, maka cinta diartikan keindahan. Sebaliknya, jika mereka merasakan cinta itu membuat mereka tersiksa, maka cinta diartikan penderitaan. Jadi, makna cinta itu masih bersifat relatif.

Namun, jika cinta terlepas dari sifat relatif itu, maka cinta sebenarnya memiliki makna yang sama sekali jauh dari pemaknaan orang-orang. Orang-orang memaknai cinta itu sesuai apa yang mereka rasakan. Sementara apa yang mereka rasakan sesuai pola mereka menyikapi cinta dan itu berdasarkan pada logika yang sama sekali masih belum memahami cinta. Sehingga mereka memaknai cinta sekehendaknya sendiri.


Cinta Alasan atau Karena

Membahas masalah makna cinta mungkin tidak akan menemukan makna yang pas. Sebab, sebenarnya orang-orang memaknai cinta berdasarkan alasan-alasan yang mereka buat sendiri. Alasan-alasan itulah yang seolah membuat mereka memahami makna cinta. Sehingga begitulah makna cinta (sementara), sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.

Berbicara tentang alasan-alasan yang biasanya diajdikan dasar untuk mencintai, sepertinya sangat penting. Sebab, sebagian orang menganggap cinta itu tergantung pada alasannya. Artinya, cinta itu akan tumbuh jika alasan itu ada, cinta itu akan utuh jika sesuai dengan alasannya, dan cinta akan punah jika alasan itu sirna.

Alasan-alasan itu semisal, jika ada seseorang mencintai dengan alasan kecantikannya, maka itu diartikan cinta karena fisik, ada yang mengatakan cinta karena nafsu. Jika ada yang mencintai dengan alasan hartanya, maka itu diartikan cinta karena materi. Jika ada yang mencintai karena akhlaknya yang baik, pengetahuannya yang luas, dan ibadahnya yang istiqamah, maka itu diartikan cinta karena kekaguman.

Alasan-alasan cinta di atas yang dimaksud cinta akan tumbuh dan utuh jika alasan-alasan tersebut ada. sebaliknya, jika alasan-alasan tersebut tidak ada maka cinta tak akan tumbuh, dan jika tumbuh lalu alasan itu tidak ada maka cinta akan hancur.

Oleh sebab itu, banyak yang tidak ingin alasan cinta bukan karena alasan-alasan di atas, melainkan mereka berharap cinta karena memang cinta. Adakah yang bisa seperti ini? Tidak perlu memikirkan jawabannya. Yang perlu kita pikirkan adalah harapan kita dulu. Kita berharap dicintai karena cinta atau berusaha mencintai karena cinta? Harapan ini sepertinya lebih diminati oleh pihak yang dicintai. Dia (yang dicintai) berharap dirinya dicintai karena memang cinta. Sementara dirinya tidak pernah berusaha untuk mencintai karena memang cinta. Jika hal ini bisa diusahakan, maka jawaban di atas akan terjawab dengan usaha itu.

Ada lagi alasan mencintai yang mungkin lebih dianggap cinta sejati dan hakiki. Yaitu mencintai karena Allah. Pemahaman sementara yang menjadi dasar bagi alasan ini adalah mencintai bukan karena fisik, materi, kekaguman, dan nafsu. Mungkin juga bukan mencintai karena cinta. Akan tetapi, maksud alasan mencintai karena Allah adalah mencintai semata-mata karena ingin mendapatkan rido Allah.


C.  Ciri-ciri Cinta Karena Allah

Mungkin sebagian besar orang merasa sangat sulit atau bahkan mustahil mencintai karena Allah. Sebab mereka memahami mencintai karena Allah atau mencintai semata-mata karena ingin mendapatkan ridho Allah, itu harus lepas dari alasan karena fisik, materi, kagum, dan nafsu. Padahal maksud mencintai karena Allah, sebenarnya tidak begitu. Jika harus lepas dari itu semua, berarti harus membuang fitrah atau qudrah seorang manusia. Yang namanya manusia pasti tidak akan lepas dari itu semua, khususnya ketika hendak mencintai seseorang.

Lalu bagaimana caranya untuk mencapai cinta karena Allah? Cinta karena Allah merupakan maksud dari pencapaian untuk mendapatkan rido Allah. Untuk mendapatkan rido Allah sudah pasti ada caranya. Cara tersebut adalah melakukan setiap sesuatu sesuai syari’at Allah. Dalam hal cinta, Allah sudah menyediakan cara untuk meraih cinta karena Allah. Yaitu pernikahan. Allah men-syari’at-kan pernikahan sebagai cara bagi anak manusia untuk meraih cinta karena Allah.

Jadi, cirri-ciri mencintai karena Allah adalah ada niat untuk menikah, meskipun ada embel-embel karena fisik, materi, kagum, atau bahkan nafsu. Sebenarnya embel-embel inilah yang membuat anak manusia ada keinginan menikah. Selain itu, memang qudrah dan fitrah manusia.  Hal ini mungkin bagi mereka yang baru mulai menjalin cinta, dan sudah masuk usia layak menikah atau sudah siap menikah. Namun, bagi selain yang tidak layak atau siap menikah, mereka menjalin cinta tidak ada niatan menikah. Mereka menjalin karena ingin happy bersama pasangannya, karena takut dibilang gak gaul, takut dibilang jomblo, dan takut dibilang tidak laku.

Bagi mereka yang sudah menikah, mereka bisa dianggap mencintai karena Allah, jika mereka mampu menjalani rumah tangganya sesuai aturan syari’at Allah; melaksanakan kewajiban dan memenuhi suatu hak dalam rumah tangga, baik sebagai suami atau istri. Untuk mendapatkan rido Allah, kan harus melaksanaka sesuatu harus sesuai syari’at Allah.


Ada yang benar-benar mencintai karena Allah, yaitu dia yang menikah tanpa ada rasa cinta bahkan suka pun tidak ada, tetapi dia mampu menjalani rumah tangganya dengan tetap sesuai aturan syari’at Allah. Mungkin ini bagi mereka yang pernikahannya karena dijodohkan. Jadi, jika engkau benar-benar ingin meraih cinta karena Allah, menikahlah dengan orang yang tidak engkau cintai dan jalanilah kehidupan rumah tangga sesuai aturan syari’at Allah. Bisa gak, ya???
InsyaAllah bisa.

Selasa, 05 Agustus 2014

Laporan Kegiatan



RAMADHAN YA RAMADHAN

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, bulan penuh rahmat, bulan penuh ampunan serta punya banyak kelebihan. Banyak amalan-amalan yang dapat dilakukan ketika bulan ramadhan, diantaranya berpuasa, sholat tarawih, dzikir, tadarus al-quran, sedekah, dan masih banyak lagi. Ramadhan kali ini yaitu tahun 1435H atau tahun 2014 Masehi jatuh pada tanggal 29 Juni 2014 hingga 28 Juli 2014. Suasana ramadhan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan kali ini terasa begitu hangat, karena kami siswa SMAN 10 Samarinda berkesempatan untuk menghabiskan waktu ramadhan hingga lebaran di rumah masing-masing. Kami semua mendapat libur selama 40 hari. Sedikit berbeda dengan sekolah lainnya yang memulai tahun ajaran baru pada tanggal 14 Juli 2014 lalu, tetapi sekolah kami tetap libur. Namun sebagai gantinya, sekolah memeberikan kami tugas. Sebuah tugas liburan yang rutin diberikan kepada para siswa pada saat liburan. Tugas liburan kali ini sebuah research project yang bertema “ramadhan” bagi siswa muslim, sedagkan bagi siswa non muslim bertema umum. Kriteria penilaiannya pun sama seperti research-research yang sudah pernah kami buat sebelumnya. Bagi siswa yang memiliki karya terbaik akan mendapatkan sebuah piagam penghargaan dan sejumlah uang pembinaan dari sekolah. Hal ini sangat menarik karena dapat menarik minat siswa untuk berlomba membuat karya terbaik. Selama bulan ramadhan saya merasa bingung untuk menentukan judul proyek penelitian saya. Hingga akhirnya minggu terakhir ramadhan saya baru memulai proyek saya.

           

Senin, 04 Agustus 2014

RESEARCH PROJECT




PENGARUH BULAN RAMADHAN TERHADAP PENGELUARAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT DESA PAGERGUNUNG











DISUSUN OLEH :

BUNGA SANI LUHUR PANGESTU



SMA NEGERI 10 SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “PENGARUH BULAN RAMADHAN TERHADAP PENGELUARAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT DESA PAGERGUNUNG” dengan baik dan tepat waktu.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas liburan akhir semester II tahun ajaran 2013/2014 yang diselenggarakan oleh SMAN 10 Samarinda.
Dalam penyelesaian karya tulis ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Armin S.Pd, M.Pd. selaku kepala SMAN 10 Samarinda, yang telah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMAN 10 Samarinda untuk melatih kreativitas siswa melalui penulisan karya tulis ilmiah.
2.      Ibu Hj. Dra. Watini, selaku guru pembimbing yang senantiasa membimbing dan memberi dorongan kepada siswa-siswi SMAN 10 Samarinda sehingga peulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
3.      Kedua orang tua penulis yang telah memberikan doa dan dukungan hingga terselesaikannya karya tulis ini.
4.      Teman-teman SMAN 10 Samarinda serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Karya tulis ini memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna menyempurnakan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Samarinda, 1 Agustus 2014

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam di dunia. Dalam kurun waktu satu tahun, bulan ramadhan hanya berlangsung selama satu bulan saja. Hadirnya bulan ramadhan diikuti pula dengan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat yang melambung tinggi. Kebutuhan pokok masyarakat meliputi kebutuhan sandang, papan, dan pangan. Namun tidak semua kebutuhan pokok yang mengalami peningkatan. Pada saat bulan ramadhan kebutuhan pokok berupa papan yaitu seperti tempat tinggal, wisma, dan perumahan, tidak mengalami peningkatan, yaitu stabil. Sedangkan kebutuhan pokok berupa pangan dan sandang mengalami peningkatan harga yang tidak seperti biasanya.
Pada saat bulan ramadhan kebutuhan pangan dan sandang mengalami kenaikan permintaan konsumen sehingga mempengaruhi naiknya harga barang. Beberapa kebutuhan pangan yang mengalami peningkatan harga adalah bahan makanan dan makanan jadi seperti kue kering. Adapun kebutuhan sandang yang mengalami peningkatan harga berupa pakaian-pakaian jadi. Pakaian tersebut diperlukan masyarakat untuk merayakan hari raya idul fitri seusai bulan ramadhan.
Naiknya harga kebutuhan pangan dan sandang sangat berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga masyarakat. Harga makanan dan pakaian mengalami peningkatan yang tinggi pada saat bulan ramadhan. Hal tersebut meresahkan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang mayoritas bekerja sebagai petani. Dengan penghasilan yang sama seperti bulan-bulan biasa dan hasil panen yang tidak selalu dapat diandalkan, masyarakat pedesaan harus menerima keadaan tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga pada bulan ramadhan?
2.      Apa pengaruh perubahan pola makan yang semula tiga kali sehari menjadi dua kali sehari terhadap kenaikan pengeluaran rumah tangga masyarakat pedesaan?
3.      Bagaimana antisipasi masyarakat pedesaan dalam mengatasi masalah kenaikan harga tersebut?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan karya tulis ini antara lain :
1.         Untuk mengetahui kebutuhan pokok apa saja yang mengalami kenaikan harga pada bulan ramadhan.
2.         Untuk mengetahui pengaruh perubahan pola makan yang semula tiga kali sehari menjadi dua kali sehari terhadap kenaikan pengeluaran rumah tangga masyarakat pedesaan.
3.         Untuk mengetahui antisipasi masyarakat pedesaan dalam mengatasi masalah kenaikan harga.

D.    Manfaat Penelitian
      Manfaat penulisan karya tulis ini antara lain :
1.       Sebagai informasi kepada pembaca terkait peningkatan harga kebutuhan pokok pada saat bulan ramadhan
2.       Sebagai bahan referensi untuk mengantisipasi masalah peningkatan harga
3.       Sebagai wadah aspirasi peneliti




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.       BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, bulan penuh rahmat, bulan keampunan serta punya banyak kelebihan. Bagi tujuan menyuburkan rasa tanggungjawab dan rasa ingin menambahkan ibadah bagi mencari keredhaan Allah sepanjang Ramadhan ini, beberapa hadis yang menceritakan mengenai kelebihannya.
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
“Apabila telah tiba Ramadhan, dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup semua pintu neraka dan diikat semua syaitan.” (HR Imam Bukhari,Muslim, Nasa'i,Ahmad-Baihaqi )
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
“Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan nescaya akan diampuninya segala dosanya yang telah lalu.” (HR Imam Nasa'i, Ibn Majah, Ibn Hibban dan Baihaqi-)
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
“Setiap amalan anak Adam baginya melainkan puasa maka ia untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka dia dilarang menghampiri(bercumbu) pada hari itu dan tidak meninggikan suara .Sekiranya dia dihina atau diserang maka dia berkata : Sesungguhnya aku berpuasa demi Tuhan yang mana diri nabi Muhammad ditangan-Nya maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari qiamat daripada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa dua kegembiraan yang mana dia bergembira dengan keduanya apabila berbuka dia bergembira dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya.” (HRBukhari,Muslim, Nasa'i,Ahmad, Ibn Khuzaimah,Ibn Hibban - Baihaqi)
Pada saat bulan ramadhan, banyak amalan-amalan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim, beberapa diantaranya adalah:
1.      Puasa
Ibadah puasa adalah ibadah wajib bagi seorang muslim. Berpuasa tidak hanya menahan makan dan minum, tetapi jua menahan hati, telinga, mulut, dan mata. Jika kita berpuasa tetapi kita melanggar hal-hal yang membatalkan puasa, sama saja kita hanya menahan nafsu makan dan minum tetapi tidak mendapatkan pahala dari puasa tersebut atau bisa dikatakan sia-sia.
2.      Membaca Al-Quran
Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي  يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ.
"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.
Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an. Firman Allah :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS: al-Baqarah:185)
Rasulullah  selalu memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, seperti diceritakan dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:
وَلاَ أَعْلَمُ نَبِيَّ الله ِقَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ فِى لَيْلَةٍ, وَلاَ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى يُصْبِحَ وَلاَ صَامَ شَهْرًا كَامِلاً غَيْرَ رَمَضَانَ.
"Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah r membaca al-Qur`an semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan." HR. Ahmad.
Dalam hadits Ibnu Abbas  yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah  melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril  di setiap bulan Ramadhan.
3.         Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah: Shalat Tarawih disyariatkan berdasarkan hadits Aisyar radhiyallahu anha, ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau.  Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah  keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah r hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya." Rasulullah  wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
                       
B.       PENGELUARAN RUMAH TANGGA
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung. Pengeluaran rumah tangga di sini mencakup pembelian untuk makanan dan bukan makanan (barang dan jasa) di dalam negeri maupun luar negeri. Termasuk pula disini pengeluaran lembaga nirlaba yang tujuan usahanya adalah untuk melayani keperluan rumah tangga
     Pengeluaran rumah tangga adalah segala pengeluaran yang bermaksud untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi sebuah rumah tangga. Pengeluaran tersebut terdiri dari pengeluaran kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Segala pengeluaran rumah tangga ditanggung sendiri oleh rumah tangga tersebut. Pengeluaran sebuah rumah tangga berpengaruh terhadap kondisi ekonomi sebuah rumah tangga tersebut. Jika pengeluaran sebuah rumah tangga terlalu banyak dan tidak sebanding dengan pemasukan rumah tangga itu sendiri maka akan terjadi krisis moneter pada rumah tangga tersebut. Agar sebuah rmah tangga  tidak mengalami krisis moneter maka perlu adanya system atau manajemen yang dapat mengatur  bagaimana seharusnya pemasukan dan pengeluaran sebuah rumah tangga.

C.       MASYARAKAT PEDESAAN
1)          Pengertian Masyarakat
Menurut beberapa ahli:
a.       Emile Durkheim (Sosiolog Prancis)
Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggotanya.
b.      Karl Marx (Filsuf Rusia)
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomis
c.       Max Weber (Pendiri Ilmu Sosiologi dan Administrasi Pemerintahan Modern dari Jerman)
Masyarakat ialah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
d.      Selo Soemarjan (Psikolog dari Universitas Indonesia)
Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2)            Pengertian Desa/Pedesaan
Yang dimaksud desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan sebagai berikut: “ desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.”
Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul h. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
a.             Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
b.            System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban)
c.             Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
d.            Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan identik dengan istilah ‘gotong-royong’ yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu system kehidupan yang disebut dengan paguyuban (gemeinschaft). Paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat relative langgeng. Ikatan ini didasari oleh rasa kesetiakawanan sosial dan kegotongroyongan yang sangat kuat.
                 Paguyuban terdiri atas tiga macam, yaitu:
1. Paguyuban karena ikatan darah
2. Paguyuban karena tempat tinggal
3. Paguyuban karena ikatan pikiran
        Masyarakat pedesaan lebih condong kepada system paguyuban karena tempat tinggal, yaitu kelompok sosial yang beranggotakan orang-orang yang saling berdekatan tempat tinggalnya. Contoh: Rukun Tetangga.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Rancangan Penelitian
·      Menggunakan Metode Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang berasal dari Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
a.    Ibu Siti Mutmainah (Ibu Rumah Tangga)
b.    Ibu Sunarmi (Ibu Rumah Tangga)
c.    Ibu Anik Mustikowati (Petani Sayur)
B.       Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sedangkan, sampel yang diambil peneliti adalah ibu rumah tangga dan petani sayur di Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa penelitian hanya dilakukan terhadap beberapa sampel saja, yaitu;
1.      Terbatasnya waktu yang tersedia
2.      Terdapat kesulitan dalam menentukan narasumber
3.      Luasnya wilayah desa
C.      Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Penelitian 1
Tempat : RT. 1 RW. 1, Desa Pagergunung, Kec. Kesamben, Kab. Blitar
Waktu : 19 Juli 2014, pukul 10.00 WIB s.d selesai
Kegiatan: Mengumpulkan data dengan mewawancarai ibu rumah tangga
2.      Penelitian 2
Tempat: RT. 2 RW. 1, Desa Pagergunung, Kec. Kesamben, Kab. Blitar
Waktu :  20 Juli 2014, pukul 15.00 WIB s.d selesai
Kegiatan : Mengumpulkan data dengan mewawancarai seorang petani sayur.


D.      Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk memeriksa kembali kesesuaian data yang telah dikumpulkan untuk memperkuat hasil penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa kesesuaian data dimulai dari rancangan penelitian yang sudah sesuai dengan metodologi penelitian yaitu menggunakan metode wawancara dan studi pustaka sampai ke prosedur penelitian yang akhirnya di dapatkan simpulan.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi pustaka dirangkum dan diambil beberapa kutipan penting. Setelah itu, semua kutipan tersebut dipadukan dalam bentuk paragraf deskriptif. 




BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.       Kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga pada bulan ramadhan
Kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga adalah kebutuhan sandang dan pangan. Untuk kebutuhan papan tidak mengalami perubahan. Kebutuhan sandang dan pangan mengalami kenaikan permintaan konsumen untuk daerah Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben. Untuk kenaikan kebutuhan sandang dikarenakan banyak konsumen yang memerlukan pakaian jadi untuk dikenakan pada saat hari raya idul fitri. Pada saat hari raya idul fitri umat islam disunahkan untuk memakai pakaian-pakaian baru juga merupakan salah satu alasan meningkatnya permintaan kebutuhan sandang. Pakaian-pakaian yang banyak diminati masyarakat berupa rok, celana, kemeja, baju muslim, dan jilbab, terutama pasmina yang sedang menjadi trend masyarakat masa kini.
Sedangkan kebutuhan pangan mengalami kenaikan harga karena para penjual merasa memiliki peluang untuk menaikkan harga. Pada saat bulan ramadhan maupun hari raya, banyak masyarakat yang mencari bahan-bahan makanan. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Selain itu, pada saat bulan ramadhan, makanan jadi seperti kue kering banyak dicari oleh masyarakat untuk dijadikan hidangan pada saat lebaran. Kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan berupa sayuran, lauk-pauk, bumbu, bahan pembuat kue, dsb. Tetapi dengan naiknya harga-harga tersebut, tidak berpengaruh terhadap harga beras. Harga beras yang ada di pasar setempat tidak mengalami perubahan atau stabil.

B.       Pengaruh perubahan pola makan yang semula tiga kali sehari menjadi dua kali sehari terhadap kenaikan pengeluaran rumah tangga masyarakat pedesaan
Perubahan pola makan juga berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga. Masyarakat yang semula makan sebanyak tiga kali dalam sehari, berganti menjadi sebanyak dua kali sehari ketika berpuasa. Hal ini tidak membuat pengeluaran rumah tangga semakin berkurang karena hanya makan sebanyak dua kali. Sebaliknya, pengeluaran semakin meningkat karena pada saat berpuasa, masyarakat mempunyai nafsu atau keinginan untuk mengkonsumsi banyak makanan. Terutama takjil ketika berpuasa. Takjil berupa makanan dan minuman manis yang sangat dianjurkan untuk berbuka puasa. Banyak dijumpai kedai-kedai atau pasar ramadhan yang menjual aneka takjil untuk masyarakat.
Selain membeli takjil di kedai ataupun di pasar ramadhan, masyarakat juga dapat membuat takjil sendiri di rumah. Untuk membuat takjil juga diperlukan bahan-bahan, terutama gula pasir. Masyarakat mengakui bahwa konsumsi gula pasir ketika ramadhan  menjadi lebih banyak dibandingkan ketika bulan-bulan biasa. Salah satu contoh, pada bulan-bulan biasa masyarakat dapat mengkonsumsi gula pasir seberat satu kilo dalam waktu dua minggu. Namun pada saat bulan ramadhan gula pasir seberat satu kilo hanya dapat dikonsumsi selama empat hari saja. Itu artinya, konsumsi gula pasir masyarakat meningkat sebanyak dua kali lipat, begitupun dengan kebutuhan lainnya.

C.    Antisipasi masyarakat pedesaan dalam mengatasi masalah kenaikan harga
Dalam rangka naiknya segala kebutuhan pokok masyarakat berupa kebutuhan sandang dan pangan, persoalan seperti ini mendapat beberapa tanggapan dari masyarakat. Masyarakat menjadi maklum akan keadaan seperti ini dikarenakan hal seperti ini sudah biasa terjadi setiap tahun. Masyarakat tidak bisa menghindari, siasat atau manajemen dari masing masing rumah tanggalah yang sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti ini agar pengeluaran rumah tangga bisa dikontrol. Salah satu cara ialah dengan melakukan penghematan.
Pembagian sembako gratis atau sembako yang membayar separuh harga yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak-pihak penyelenggara adalah hal yang sangat membantu masyarakat disaat harga sembako sedang meningkat. Sembako yang dibagikan umumnya terdiri dari beras, minyak goreng dan gula pasir. Namun pembagian sembako gratis atau sembako yang membayar separuh harga tersebut tidak banyak dijumpai oleh masyarakat-masyarakat desa.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, disimpulkan bahwa bulan ramadhan sangat berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga masyarakat desa pagergunung. Harga kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan adalah kebutuhan sandang dan papan. Salah satu penyebab naiknya harga tersebut adalah permintaan konsumen meningkat. Pada saat ramadhan dan hari raya masyarakat banyak mencari bahan-bahan makanan maupun makanan minuman yang sudah jadi. Masyarakat memerlukan kebutuhan sandang yang besar, yaitu pakaian baru untuk dikenakan pada saat hari raya idul fitri. Selain itu pada saat ramadhan dan hari raya masyarakat banyak mencari bahan-bahan makanan maupun makanan minuman yang sudah jadi. Perubahan pola makan pada saat berpuasa juga berpengaruh, karena pada saat berbuka puasa masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman manis sebagai takjil. Masyarakat merasa maklum dengan keadaan semacam ini karena setiap tahun selalu terjadi. Antisipasi masyarakat adalah melakukan penghematan dan mengatur keuangan rumah tangga dengan baik.
B.       Saran
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, penulis mendapatkan berbagai masalah dan saran bagi pemerintah, masyarakat pedesaan dan pembaca mengenai pengaruh bulan ramadhan terhadap pengeluaran rumah tangga masyarakat Desa Pagergunung. Penulis menyarankan agar pemerintah lebih melihat dan memperhatikan masyarakat pedesaan yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Dngan penghasilan sebagai petani yang tidak menentu dan hanya bergantung kepada hasil pertanian, masyarakat harus mengikuti kenaikan harga tersebut. Kemudian saran penulis bagi masyarakat pedesaan, khususnya Desa Pagergunung adalah agar masyarakat mengatur keuangan rumah tangga dengan baik. Sedangkan saran penulis bagi pembaca adalah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan apabila pembaca ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tema penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA


ANALISIS KASUS DALAM TEORI PR

ANALISIS KASUS DENGAN MENGGUNAKAN TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS Oleh : Bunga Sani Luhur Pangestu Kasus 1   Badrun adalah mahasisw...