ANALISIS
KASUS DENGAN MENGGUNAKAN TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS
Oleh
: Bunga Sani Luhur Pangestu
Kasus
1
Badrun adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UB,
sedang kerja magang di Hotel Savana (HS) Malang. Badrun mendapat tugas dari
Manajer PR Hotel Savana untuk melakukan monitoring terhadap pemberitaan surat
kabar. Badrun diminta melakukan: (a) klipping opini pembaca yang dimuat di
surat kabar tentang Hotel Savana; (b) analisis berita-berita surat kabar di
rubrik seputar Malang, untuk mengetahui tema-tema beritanya. Mendapat tugas
tersebut, Badrun bertanya-tanya dalam hati: “Untuk apa saya melakukan klipping?
Untuk apa tema-tema pemberitaan selama 3 bulan harus saya pantau?”
Analisis
Dalam
keberlangsungan menjalankan suatu organisasi sangat diperlukan adanya
monitoring yang dilakukan oleh praktisi PR kepada publik terhadap suatu
organisasi. Kegiatan tersebut merupakan suatu keharusan untuk melihat apa yang
diinginkan oleh konsumen, yakni publik itu sendiri, terhadap suatu
organisasi/perusahaan. Hal ini memiliki tujuan sebagai salah satu
penyesuaian yang dilakukan oleh pihak
perusahaan dalam mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi permintaan konsumen
atau publik.
Mengacu
pada kasus diatas, hal yang dilakukan Badrun berkiblat pada salah satu Teori
Public Relations, yakni Teori Sistem. Seperti yang dijelaskan dalam buku
(Kriyantono, 2014) bahwa teori sistem mengadopsi pemikiran Darwin tentang
evolusi, yaitu organisasi melalui public
relations perlu membangun dan menjaga relasi serta beradaptasi dengan lingkungannya
untuk dapat bertahan.
Menurut Grunig & Hunt dalam buku (Kriyantono,
2008) public relations adalah
manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya. Hal ini menerangkan
bahwa peran public relations bagi
suatu organisasi menjadi sangat penting dalam mengkomunikasikan informasi
kepada publik dan menghimpun informasi dari publik untuk organisasinya.
Sedangkan
menurut (Saleh, 2014) public relations
merupakan bagian dari suatu sistem dalam manajemen yang berhubungan dengan
unsur sistem lain dalam organisasi, internal maupun eksternal. Salah satu unsur
internal yaitu pegawai dan unsur eksternal adalah konsumen, atau dapat disebut
publik. Dalam teori sistem, aktivitas organisasi dianggap dapat memberikan
dampak bagi publiknya. Sebaliknya, tindakan dari publik sebagai feedback terhadap aktivitas organisasi
dapat menimbulkan konsekuensi tertentu.
Dalam
permasalahan yang disediakan pada kasus diatas, dapat diketahui bahwa seorang
PR Hotel Savana, yaitu Badrun, melakukan pemantauan selama kurun waktu tiga
bulan untuk menghimpun informasi publik mengenai Hotel Savana dari surat kabar
di Kota Malang. Dalam menghimpun informasi, terdapat dua cara yang dilakukan.
Cara yang pertama adalah melakukan klipping opini pembaca yang dimuat dalam
surat kabar. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat
terhadap Hotel Savana. Dari klipping yang sudah dibuat oleh public relations, akan diperoleh
berbagai opini, pendapat, keluh kesah, kritik, maupun saran dari masyarakat.
Cara yang kedua adalah dengan menganalisis berita-berita pada rubrik seputar Malang. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui tema berita seperti apa yang ada di Kota Malang
selama kurun waktu tiga bulan tersebut. Cara ini dapat digunakan sebagai suatu
metode untuk merangkum secara garis besar mengenai isu atau hal apa yang sedang
diperbincangkan di Kota Malang. Selain itu, public relations juga dapat
mengetahui kebutuhan apa yang sedang diperlukan dalam masyarakat dalam bidang
penginapan, pelayanan, maupun lainnya terkhusus kepada para penyedia layanan
jasa. Dari data tersebut, pihak public
relations Hotel Savana dapat menemukan inovasi, antisipasi, ataupun solusi
yang dapat digunakan demi keberlangsungan organisasi ataupun dapat memberi
kebermanfaatan bagi masyarakat Kota Malang.
Kasus 2
Seorang wartawan melakukan wawancara
dengan humas Universitas Brawijaya tentang terjadinya suatu kebijakan. Universitas
Brawijaya membuat kebijakan baru, yaitu melarang mahasiswa merokok di areal
kampus Universitas Brawijaya. Saat ditanya wartawan, humas Universitas Brawijaya
menjawab: “Saya belum bisa memberikan jawaban sekarang.. Saya mesti meminta
izin dulu ke pimpinan”.
Analisis
Seorang public relations merupakan seseorang yang dipercaya oleh instansi
atau organisasinya. Salah satu fungsi public
relations adalah untuk mengkomunikasikan informasi kepada publik. Dalam kasus
ini, permasalahan yang timbul adalah seorang Humas Universitas Brawijaya tidak
dapat memberikan keterangan mengenai kebijakan baru yang ditetapkan oleh Pimpinan
Universitas Brawijaya ketika seorang wartawan menanyakan kebijakan larangan mahasiswa
merokok di areal kampus Universitas Brawijaya.
Pada kasus tersebut, jawaban yang
diberikan oleh Humas Universitas Brawijaya merupakan jawaban yang tidak efektif
dalam konteks publisitas media. Hal ini membuat publik berasumsi tentang
berbagai hal yang melandasi kebijakan tersebut. Melihat akan banyaknya
mahasiswa perokok di Universitas Brawijaya, hal ini akan menuai banyak
penolakan di kalangan mahasiswa. Pernyataan yang diberikan oleh Humas Universitas
Brawijaya pada saat diwawancarai oleh wartawan menjadi nilai minus akan fungsi public relations dalam menyampaikan
informasi dalam menyikapi suatu permasalahan organisasi/instansinya. Hal tersebut
menimbulkan ketidakjelasan dan ketidakpastian mengenai acuan kebijakan larangan
merokok di areal kampus Universitas Brawijaya bagi mahasiswa.
Untuk mengurangi ketidakjelasan dan
ketidakpastian suatu informasi dapat dapat menggunakan teori Uncertainty Reduction. Menurut (Kriyantono,
2014) teori uncertainty reduction menyatakan
bahwa hidup ini penuh dengan keragu-raguan yang membuat ketidakjelasan
(ambiguity). Teori yang diciptakan Charles Berger dan Richard Calabrese pada
1975 ini menjelaskan bagaimana Anda menggunakan komunikasi untuk mengurangi
keragu-raguan, memahami orang lain dan diri Anda, dan membuat prediksi tentang
perilaku orang lain ketika berinteraksi dengan orang lain saat pertama bertemu.
Dapat dikatakan bahwa Teori Uncertainty Reduction merupakan teori
yang menjelaskan bagaimana komunikasi memiliki fungsi untuk mengurangi keraguan
yang menyebabkan ketidakjelasan. Dalam konteks kasus diatas, letak
ketidakjelasan berada pada alas an atau acuan yang digunakan oleh pimpinan
Universitas Brawijaya dalam memberlakukan kebijakan tersebut. Apabila pihak
humas Universitas Brawijaya tidak segera memberikan informasi pada media secara
langsung ataupun tidak langsung, hal tersebut akan menimbulkan respon publik
yang buruk.
DAFTAR
PUSTAKA
Kriyantono,
R. (2014). Teori Public Relations
Perspektif Barat & Lokal Aplikasi Penelitian dan Praktik. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Kriyantono,
R (2008). Public Relations Writing Teknik
Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Saleh,
A, M. (2014). A THEORITICAL BASIS FOR
PUBLIC RELATIONS. Diakses pada 26 Maret 2018, dari http://muwafikcenter.lecture.ub.ac.id/2014/04/a-theoritical-basis-for-public-relations/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar