Selasa, 24 Juni 2014

Esai, tugas project SMAN 10~

BHINEKA TUNGGAL IKA
            Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar dari kota Sabang sampai kota Merauke. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh suku bangsa yang lain. Salah satunya adalah bahasa.
Menurut T. Jacob, bahasa sebagai alat komunikasi sudah mulai terbentuk pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum). Manusia purba sudah mulai berkomunikasi melalui kata-kata di samping menggunakan tanda-tanda melalui gerakan badan. Bahasa adalah suatu kemampuan mental manusia dalam perilaku untuk memahami penyebutan dan berkomunikasi dalam setiap hubungan sosialnya. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia yang tercantum dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.  Pada saat itu, para pendiri Bangsa Indonesia telah menyatukan sebuah komitmen kebangkitan moril menuju suatu bangsa yang berdaulat dan merdeka dengan Sumpah Pemuda. Dalam Sumpah Pemuda telah disebutkan betapa pentingnya bahasa persatuan sebagai identitas bangsa. Fakta di dunia bahwa Kerajaan Britania Raya menguasai sebagian besar dunia dengan negara-negara commonwealth-nya salah satunya dengan memperluas bahasa Inggris sebagai identitas di muka bumi ini. Indonesia sebagai negara dengan aneka ragam bahasa etnis, memiliki bahasa persatuan adalah hal mutlak untuk dapat menyamakan persepsi dan berkomunikasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar sebagai berikut :
1. Kami putra dan putri indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa indonesia dalam butir-butir Sumpah Pemuda. Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia mempunyai fungsi :
a. lambang kebanggaan kebangsaan.
b. Lambang identitas nasional.
c. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, antarbudaya, dan alat yang memungkinkan             penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang, sosial budaya, danbahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia
Sebagai bangsa dengan 300 etnis dan ribuan pulau yang dipisahkan oleh laut dan pegunungan sehingga terciptalah begitu banyak bahasa daerah dari tiap etnis tersebut. Maka para pendiri bangsa pun menyadari perlunya suatu bahasa persatuan untuk menyamakan persepsi agar tidak mudah terpecah belah. Pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, juga dicanangkanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pasca kemerdekaan. Bahasa setiap daerah pasti mempunyai ciri khas dan cara penyampaian dalam berkomunikasi antarsesama yang berbeda dengan suku bangsa lainnya. Bahasa menjadi media yang berperan sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa ada media tersebut, komunikasi tidak akan dapat terjalin.
            Bahasa dibedakan menjadi dua tipe, bahasa isyarat dan bahasa percakapan. Bahasa isyarat dikhususkan untuk orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti tuli dan bisu. Mereka dibimbing dan dilatih oleh guru-guru bahasa isyarat atau memang orang tersebut sudah diajarkan sejak lahir oleh keluarganya. Tidak semua manusia dapat mengerti bahasa isyarat, hanya orang ahli atau orang yang sudah lama tinggal bersama pengguna bahasa isyarat. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya adalah alat komunikasi. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
            Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks dari pada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau pelambang. Yang kedua, bahasa percakapan. Bahasa percakapan dapat berupa bahasa daerah, bahasa modern, bahasa asing maupun bahasa internasional.
            Seperti penjelasan saya pada paragraf pertama bahwa Indonesia memiliki ragam bahasa yang berbeda dari masing-masing daerah. Sedangkan masyarakat Indonesia tidak selalu berada dalam daerah asalnya saja. Seiring berkembangnya zaman, masyarakat pedesaan mulai berurbanisasi maupun bermigrasi ke daerah-daerah yang lebih menunjang kesejahteraan hidupnya. Dalam suatu wilayah dapat dihuni berbagai macam suku bangsa tanpa meninggalkan suku asli atau kebudayaan dari wilayah tersebut. Dengan ragam budaya yang beraneka ragam, masyarakat memerlukan suatu media yang dapat dimengerti dan dapat dijadikan sebagai alat pemersatu suatu daerah. Bahasa, ya bahasa adalah sebuah media yang dapat menghubungkan interaksi antaretnis. Di samping itu ada sisi poisitif dan negatif yang ditimbulkan dari bahasa pemersatu tersebut. Salah satu sisi yang ditimbulkan adalah masyarakat saling mengerti apa kemauan atau maksud dari lawan bicara. Sedangkan contoh sisi negatinya adalah masyarakat yang terpengaruh oleh bahasa lain kecuali bahasa daerahnya sendiri, lama-kelamaan dia akan lupa dengan bahsa daerah asalnya sendiri. Maka bangsa Indonesia menetapkan bahwa Indonesia memerlukan suatu media yang dapat dimengerti dan dapat dijadikan sebagai alat pemersatu suatu daerah.
            Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dengan mengingat negara ini terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda. Penggunaan Bahasa Indonesia terutama kepada suku lain sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat dilogikakan, seperti arti suatu kata dengan menggunakan bahasa Manado dan bahasa Papua itu berbeda, sehingga dapat memicu timbulnya konflik maupun kesalahpahaman. Contoh lain berasal dari diri kita sendiri yang berasal dari suatu daerah yang masih menganut adat istiadat. Namun, pada suatu saat daerah asalnya tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sehingga menyebabkan terjadinya urbanisasi dan migrasi yang mungkin melonjak naik.
Ada lebih dari 1.000 suku di Indonesia dengan lebih dari 700 bahasa daerah yang digunakan? Coba bayangkan bagaimana kita, warga negara Indonesia, saling berinteraksi dengan bahasa yang berbeda-beda. Maka dari itu, perlu adanya bahasa pemersatu, bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai alat pemersatu bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan budaya.
Salah satu manfaat terbesar mempelajari Bahasa Indonesia adalah sebagai alat berkomunikasi sesama pengguna bahasa Indonesia. Karena di Indonesia bahasa utamanya adalah bahasa Indonesia, maka untuk berkomunikasi antar warga negara Indonesia harus menguasai bahasa Indonesia, meskipun tidak hanya warga Indonesia yang mampu mengerti dan menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu, mempelajari bahasa Indonesia juga agar kita tahu apa saja aturan yang ditetapkan pada penggunaan bahasa itu sendiri. Seperti, penggunaan kosa kata, kata kiasan, perumpamaan, dan lainnya. Kehidupan manusia tidak mungkin dilepaskan dari kegiatan berkomunikasi. Apa pun bidang kegiatan yang akan diterjuni seseorang, pastilah dia tidak bisa menghindar untuk tidak berkomunikasi.
            Zaman sekarang bahasa Indonesia sudah mengalami perubahan yang salah atau tidak sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Masarakat merubah kata-kata dalam bahasa Indonesia dengan kata yang mereka bilang bahasa gaul. hal tdalah salah satu pengaruh kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia tanpa ada penyaringan budaya itu sendiri. Umumnya masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang sering dikunjungi oleh turis asing, mereka menggunakan bahasa gaul ini. contoh bahasa gaul seperti kata 'kamu' dirubah menjadi kata 'loe'. hal seperti inilah yang dapat memicu konflik antara masyarakat kota dengan masayarakat pedesaan karena masyarakat pedesaan tidak mengerti atau salah paham dengan apa yang dibicarakan masyarakat perkotaan.
Tersebarnya bahasa daerah tertentu ke wilayah lain di Nusantara tentunya memungkinkan terjadinya persaingan antarbahasa daerah tersebut. Hal ini perlu disikapi secara serius oleh para pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah. Kalau dibiarkan pergesekan antarbahasa daerah tersebut, dikhawatirkan akan menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Apalagi wilayah Indonesia memiliki banyak pulau dan memiliki banyak ragam budaya, hal ini tentunya akan berimbas kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempersatukan bangsa yang berbeda-beda budaya, salah satunya adalah dengan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.
            Siswa SMAN 10 Samarinda banyak yang berasal dari luar daerah kota Samarinda dengan berbagai macam suku bangsa. Tentunya masing-masing siswa mempunyai bahasa daerah yang berbeda.  Dalam berkomunikasi satu sama lain, kami menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia pastinya sudah dimengerti dan memang ada mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Jika kita memakai bahasa daerah masing-masing, banyak yang tidak mengerti apa maksud yang kita bicarakan. Mungkin hanya sebagian teman yang berasal dari suku bangsa yang sama yang dapat memahami bahasa daerah tersebut.
Menurut saya, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia yang tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar bahasa Indonesia yang digunakan secara nonresmi, santai dan bebas serta yang terpenting di dalam pergaulan dan hubungan antarwarga adalah makna yang disampaikan. Sedangkan Sudaryono mengartikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai saran komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks bahasa nasional dapat dengan bebas menggunakan ujaran baik lisan , tulis , maupun lewat kinerja kebebasan penggunaan ujaran tersebut. Itu juga ditentukan oleh konteks pembicaraan manakala bahasa Indonesia digunakan di bus antar kota dan ragam yang digunakan adalah ragam bus kota yang cenderung singkat, cepat, dan bernada keras.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berarti bahasa Indonesia adalah bahasa resmi. Dengan begitu bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuanya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian.
Posisi bahasa indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus terutama bagi pembelajaran bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia tidak akan terpinggirkan oleh bahasa asing karena dalam sejarahnya sendiri bahasa indonesia adalah bahasa persatuan. Betapa pentingnya menulis dan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal sehingga dapat ikut turut serta melestarikan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai bangsa beradab dan bangsa yang memiliki sejarah gemilang untuk menuju kegemilangan kembali salah satunya melalui identitas bangsa yakni, bahasa Indonesia.
Untuk berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar harus sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau bahasa baku yang tidak terpengaruh oleh bahasa asing. Sisi lain yang membuat masyarakat tidak menggunakan bahasa baku adalah pelafalannya yang sulit dan terkesan resmi sehingga generasi muda mungkin tidak terlalu menyukainya. Mereka lebih memilih kesan santai dan gaul. Menurut mereka menggunakan bahasa asing dalam percakapan akan menunjukkan kesan keren. Hal inilah salah satu faktor yang mempengaruhi tidak lestarinya bahasa Indonesia.
 Jika tidak ada lagi orang yang menggunakan bahasa Indonesia, bisa-bisa negara lain tidak  mengakui bahwa Indonesia tidak mempunyai bahasa negara sendiri sedangkan sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memunyai fungsi :
a. Bahasa resmi kenegaraan.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan pembangunan.
Ini dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Ini dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya.
Selanjutnya, dalam rumusan Seminar Politik Bahasa Tahun 1999 dijelaskan bahwa fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara masih ditambah lagi dengan tiga fungsi, yaitu bahasa media massa, pendukung sastra Indonesia, pemerkaya bahasa dan sastra daerah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional, maksudnya bahasa Indonesia itu adalah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi seluruh bangsa Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia sebagai budaya maksudnya, bahasa Indonesia itu merupakan bagian dari budaya Indonesia dan merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa yang lain.
            Begitupun dengan bahasa asing ataupun bahasa internasional. Seluruh masyarakat di dunia ini memiliki satu bahasa yang dijadikan bahasa persatuan dalam lingkup internasional. Bahsa Inggris. Ya, seluruh negara-negara di dunia ini sudah mengakui bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang digunakan dalam berinteraksi antarbangsa. Maka dari itu semua masyarakat harus dapat berbahasa Inggris. Tujuannya untuk memudahkan setiap manusia dalam berinteraksi dengan orang luar negeri yang tidak mengerti bahasa Indonesia.
            Oleh karena itu, sekarang setiap sekolah diwajibkan memberikan pengajaran tentang materi-materi bahasa. Di jenjang SD dan SMP mungkin hanya bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang diajarkan sebagai dasar pengetahuan para siswa. Ketika di SMA, materi tentang bahasa yang diberikan sekolah bertambah. Sekolah menyediakan program bahasa asing.  Bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Jerman, dan bahsa Prancis adalah beberapa contoh bahasa asing yang diberikan di sekolah-sekolah menengah atas. Di SMAN 10 Samarinda juga menyediakan program bahasa asing. Ada tiga jurusan bahasa asing yaitu, bahasa Jerman, bahasa Jepang dan bahasa Prancis. Para tenaga pengajarnya ada yang memang berasal dari negara-negara tersebut danada juga yang tenaga pengajarnya memang lulus perguruan tinggi dengan bidang studi masing-masing bahasa tersebut.
            Sekolah membuka pelajaran bahasa-bahasa asing tersebut adalah bertujuan untuk mempermudah kita berkomunikasi jika kita akan melanjutkan sekolah ke universitas di Jerman, Jepang, dan Prancis. Jika kita hanya tau bahasa daerah kita saja, keinginan yang ingin kita dapatkan pasti sulit untuk digapai. Karena orang lain tidak akan tahu apa maksud kita. Selain itu, jika kita tidak segera mempelajari bahasa-bahasa asing dan bahasa internasional, bangsa kita akan tertinggal. Karena perkembangan dunia semakin cepat sesuai dengan arus globalisasi.
            Jadi sudah saatnya kita untuk tetap melestarikan budaya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar tanpa melupakan bahasa daerah asal kita sendiri. Di samping itu pula kita juga harus tetap belajar berbahasa Inggris agar bangsa kita tidak dikatakan bangsa yang miskin ilmu. Dan perlu ditambahkan bahwa penting juga untuk kita semakin mempelajari bahasa asing benar tanpa wawasan kita semakin berkembang. Namun, kita tetap harus  mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta baku yang tanpa terkontaminasi bahasa asing.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki beragam suku, adat dan istiadat, budaya, serta bahasa yang berbeda. Meskipun demikian, perbedaan itu mampu disatukan oleh satu bahasa yaitu “Bahasa Indonesia“. Maka dari itu saya menuturkan, junjung tinggilah bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia dengan tidak melupakan keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa kita. Tetap menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan yang menjadi senjata bangsa Indonesia agar tidak terpecah belah.

ANALISIS KASUS DALAM TEORI PR

ANALISIS KASUS DENGAN MENGGUNAKAN TEORI-TEORI PUBLIC RELATIONS Oleh : Bunga Sani Luhur Pangestu Kasus 1   Badrun adalah mahasisw...